5 Juni 2025 - 14:44
Source: Parstoday
Atwan: Israel Larang Delegasi Arab Masuk Ramallah, Penghinaan bagi Pro-Normalisasi

Analis Dunia Arab, menyoroti penolakan Rezim Zionis, atas kunjungan delegasi Arab ke Ramallah, dan memprotes keras para pemimpin negara Arab yang pro-normalisasi hubungan dengan Israel.

Abdel Bari Atwan, Senin (2/6/2025) mengatakan, “Keputusan Israel penjajah melarang Menteri Luar Negeri tiga negara Arab yang menjalin hubungan dengannya, masuk ke Ramallah, telah mengejutkan kita, tapi yang aneh adalah respons memalukan menteri-menteri itu, dan rezim-rezim pro-normalisasi atas penghinaan ini.”

Ia menambahkan, “Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, ingin menghukum menlu-menlu Arab, dan pemerintahan mereka serta Sekjen Liga Arab, dan mengatakan kepada mereka normalisasi tidak penting baginya, negara Palestina merdeka tidak akan pernah ada. Ia menganggap diri sebagai tuan di kawasan ini, dan orang yang menggambar peta negara-negara di kawasan, dan ia bisa menghinakan siapa pun yang ia mau.”

Lebih lanjut Atwan menjelaskan, “Kunjungan delegasi Arab ke Ramallah, di masa sekarang ini ketika genosida, dan kelaparan semakin parah di Gaza, dan anak-anak serta keluarga mereka terbakar di tenda-tenda, sama seperti mengibarkan bendera putih, dan bergerak ke arah normalisasi serta membuat Israel senang.”

“Pemimpin Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas, tidak punya kemampuan untuk keluar dari kantornya tanpa izin Israel, buktinya adalah larangan Rezim Zionis, atas kunjungan Abbas ke Yordania,” imbuhnya.

Menurut analis Dunia Arab, tiga negara pro-normalisasi dengan Israel, yaitu Mesir, Bahrain, dan Yordania, bahkan tidak berani mengeluarkan penjaga keamanan Kedutaan Besar mereka di Tel Aviv, mereka hanya bisa mengadu kepada Trump dan menggelar pertemuan konyol di Amman, Yordania.

Padahal kenyataanya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menghina bangsa Arab dan Muslim, serta mengabulkan seluruh permintaan Netanyahu, sama sekali tidak menghormati sekutu-sekutu Arabnya.

Donald Trump, bangga karena bisa mendapatkan uang senilai lima triliun dolar dari para pemimpin Arab hanya dalam dua jam, dan alih-alih berterimakasih, ia malah menganggap uang sebesar itu sebagai imbalan atas dukungan AS kepada para pemimpin negara Arab, dan kelanjutan serta kelanggengan pemerintahan mereka. 

“Di masa lalu para penjajah duduk di sisi para pejabat Arab di sebuah konferensi sampai tiba waktu yang tepat untuk berjabat tangan, sekarang kondisi benar-benar terbalik, para penguasa Arab bergegas mendatangi penjajah untuk menormalisasi hubungan, dan Israel pun menghinakan mereka. Hanya ada satu pengecualian dan itu bernama Yaman, dan rakyatnya,” papar Atwan.

Menyusul pelarangan Rezim Zionis atas delegasi Menlu Arab, yang akan masuk ke Tepi Barat, untuk bertemu dengan Pemimpin Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas, delegasi Arab itu membatalkan rencana kunjungannya yang sudah direncanakan jauh hari.

Delegasi Arab yang terdiri dari Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan, Menlu Mesir, Badr Abdelatty, Menlu Bahrain, Abdullatif bin Rashid Al Zayani, Menlu Yordania, Ayman Al Safadi, dan Sekjen Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, Sabtu mengeluarkan pernyataan bersama.

Dalam pernyataan itu mereka menegaskan bahwa keputusan Israel, melarang kunjungan mereka ke Ramallah, dan pertemuan dengan Pemimpin Otorita Ramallah Mahmoud Abbas, serta pejabat senior Palestina yang lain, selain melanggar komitmen rezim ini sebagai penjajah, juga menunjukkan kesombongan Kabinet Netanyahu, ketidakpedulian atas hukum internasional, dan langkah-langkah serta kebijakan ilegal kontinunya.

Rezim Zionis memberitahu Wakil Pemimpin Otorita Ramallah Palestina, Hussein Al-Sheikh, bahwa delegasi Menlu-menlu Arab tidak diizinkan masuk ke Ramallah, dan bertemu dengan Mahmoud Abbas. (HS) 

Your Comment

You are replying to: .
captcha